Hidup adalah Aqidah & Perjuangan
Segala puji kita sampaikan kepada Allah SWT yang telah menjadikan Agama Islam sebagai tali pengikat yang kukuh di antara hati-hati orang-orang yang beriman.
Allah, yang dengan wabyu-Nya telah mewajibkan kepada kita memperkuat persatuan dan rasa tolong menolong antara sesama kita dan melarang melibatkan diri dalam perpecahan dan pertengkaran.
Kita menjadi saksi, bahwa tidak ada tempat memperhambakan diri kecuali Allah, Maha Pencipta dan kita menjadi saksi, bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, yang memiliki hati yang lembut dan akhlak yang tinggi.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan seluruh orang-orang yang telah mengikuti mereka dalam kebaikan hingga hari kiamat.
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Laa ilaaha illallaah!
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
wa lillaahilhamdu !
Saudara-saudara Kaum Muslimin Rahimakumullaah!
Sebulan penuh pada bulan Ramadhan yang baru lalu, kita melibatkan diri dalam latihan perkasa, latihan mengendalikan hawa nafsu dalam rangka taqarrub mendekatkan diri kepada Allah Maha Pencipta, memenuhi panggilan-Nya untuk dapat menikmati hidup yang sebenarnya sebagaimana difirmankan-Nya dalam Al-Qur-an:
"Wabai orang-orang yang beriman! Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya apabila kamu dipanggil mereka kepada sesuatu yang memberi hidup kepada kamu."(QS Al-anfal : 24)
Dengan ayat ini Allah dan Rasul-Nya memanggil kita yang masih bernapas dan belum mati ini kepada sesuatu yang akan memberi hidup kepada kita.
Rupanya yang dimaksud dengan kata hidup dalam ayat ini, bukanlah hidup sekedar bernafas dan bergerak tetapi sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya:
Pertama : Dapat menguasai nafsu dan mengendalikannya.
Kedua : Bersikap peka (sensitive) terhadap fitnah-fitnah, ancaman-ancaman disekeliling kita.
Jadi barulah seseorang itu dianggap hidup oleh Allah dan Rasul-Nya apabila dia tidak dikuasai oleh nafsu rendahnya dan tidak bersikap masa bodoh terhadap ancaman-ancaman di sekelilingnya.
Jadi inilah yang dinamakan hidup dalam arti yang sesungguhnya, mempunyai keyakinan ('aqidah) dan mempunyai semangat perjuangan dan semangat pengorbanan. Orang-orang yang beginilah menurut ajaran Islam, manusia-manusia yang mulia dan berbahagia.
Leo Tolstoy, seorang pujangga Rusia, yang bukan Muslim, tetapi mempunyai hati yang lembut, yang diliputi oleh rasa kasih sayang mengakui dan dapat merasakan kebenaran ayat-ayat Al-Qur-an dengan katanya:
"In the individual life and in the social life there is only one law; if you wish to better your life be ready to sacrifice it". (Dalam hidup perorangan dan dalam kehidupan sosial hanya berlaku satu undang-undang; apabila anda berkehendak menjadikan hidup anda lebih berarti, lebih baik, bersiaplah untuk mengorbankannya). Bukan mengorbankan hidup orang lain!
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Laa ilaaha illallaah
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
wa lillaabilbamdu !
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullaah!
Dengan rasa sedih kita harus mengakui bahwa keadaan yang kita hadapi sekarang ini adalah sebaliknya. Dimana-mana kita saksikan suasana yang sangat mencemaskan. Dengan tidak ragu-ragu dan jauh dari rasa kemanusiaan, orang-orang berbuat sewenang-wenang, yaitu mengorbankan urusan dan milik, malahan nyawa dan kehormatan orang lain untuk kepuasan pribadi, hanya sekedar untuk memenuhi keinginan nafsu rendah yang tidak pernah puas-puasnya. Kepala Negara menganjurkan supaya kita mengentaskan kemiskinan dan segala sumber yang menjadi sebab penderitaan dan kesengsaraan rakyat, malahan kita berbuat sebaliknya, sehingga rakyat kaum dhu'afa, kaum lemah, hidup dalam kepedihan, kesengsaraan dan duka nestapa, karena pengaruh nafsu rendah kita.
Keadaan yang amat menyedihkan ini dikuatkan oleh hasil seminar Lembaga Pertahanan Nasional yang diadakan oleh Kursus Reguler ke-17 pada akhir tahun 1984, yang berbunyi sebagai berikut :
Semuanya itu bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apalagi dengan Agama.
Negara Idaman
Kehidupan dunia, hidup bermasyarakat, hidup bernegara akan merupakan seperti taman yang indah, harum semerbak apabila memenuhi syarat
Pertama : Ilmu 'Ulama
Yang dimaksud dengan ilmu 'Ulama ialah Agama dan bagi kita ummat Islam ialah Al-Islam, Dinullaah (Agama Allah)
Imam Malik berkata:
"Urusan ummat ini tidaklah akan dapat diselamatkan, kecuali dengan apa yang telab menyelamatkannya di masa lampau, yaitu Agama Allah (Agama Islam) ".
Dalam hal ini Rasulullah SAW telah berhasil membuktikannya dengan nyata. Dia telah berhasil membina satu ummat dari suatu masyarakat jahiliyah menjadi suatu masyarakat yang ditampilkan oleh Allah SWT ditengah-tengah pentas dunia sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an :
"Kalian adalab sebaik-baik ummat yang ditampilkan ketengah-tengah ummat manusia, karena kalian menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat dan kalian beriman kepada Allah" (QS. Ali Imran : 110)
Herbert Hoover, President Amerika Serikat yang ke-31 berkata:
"Saya tidak dapat membayangkan suatu sistem sosial yang, sehat dan suatu sistem ekonomi yang masuk akal, yang tidak mempunyai akar atau landasan pada keyakinan kepada agama". ("I can not conceive of a wholesome social order and a sound economic system, that does not have its roots in religious faith"). (New York Evening Post 7 Oct '31)
Jadi Agama adalah sangat penting dalam membina sumber daya manusia berkualitas lahir bathin.
Kedua: Keadilan para Pemimpin
Pemimpin yang adil adalah Pemimpin yang hatinya penuh dengan kebijaksanaan, dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Pemimpin yang adil ialah yang cinta akan kebenaran (alhaq) dan hatinya penuh dengan rasa kasih sayang, terutama terhadap kaum dhu'afa, kaum yang lemah atau rakyat jelata.
Ketiga: Amanat para Pengusaba
Pengusaha atau pedagang yang beramanat ialah yang dengan penuh tanggung jawab memelihara hubungan baik dengan masyarakat konsumen, tidak menipu dan tidak merugikan mereka.
Keempat: 'Ibadah rakyat jelata
Apabila rakyat ahli ibadah, maka akan terasa adanya keamanan, ketenangan dan ketentraman. Segala sesuatu berjalan dengan lancar dan kebahagiaan akan terasa dimana-mana, di seluruh lapisan masyarakat.
Kelima : Kejujuran para karyawan
Karyawan yang jujur, tekun melakukan tugasnya serta memberi pelayanan yang ikhlas kepada masyarakat luas akan membangun persatuan dan kesatuan, rasa ukhuwwah dan persaudaraan akan tumbuh subur terutama antara Rakyat dan Pemerintah.
Inilah kelima syarat yang akan dapat membangun satu Bangsa menjadi seumpama taman yang indah, harum semerbak, adil makmur dan aman sentosa "baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur", yang pernah dibangun oleh Rasulullah SAW 14 abad yang lalu dengan menanamkan "Ruh Tauhid", keyakinan kepada Allah dan Alam Akhirat dalam waktu yang relatif amat singkat, dua puluh tiga tahun.
Allahu Akbar ! Allahu Akbar !
Laa ilaaha illallaah !
Allahu Akbar ! Allahu Akbar!
wa lillaahilhamdu
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullah !
Hanya sayang kita kaum muslimin kurang waspada terhadap tipu daya Iblis atau godaan setan, yang senantiasa merusak kerukunan hidup di antara ummat manusia. Iblis, musuh manusia tidak berbadan kasar seperti kita, ia berbentuk halus, jenis rohani. Dan itulah sebabnya dia dapat mengalir ke dalam tubuh kita seperti mengalirnya darah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya setan itu mengalir dalam tubuh manusia dengan mengikuti perjalanan darah". (HR. Bukhari, Muslim)
Maksud dan tujuan 'ibadah shiyam yang kita laksanakan dalam bulan Ramadhan sekarang ini, ialah untuk melepaskan did dari gangguan Iblis, dari tipu daya setan.
Cara setan mengganggu manusia
Setan mengetahui dengan baik kelemahan kita ummat manusia, yaitu sifat Hubbud-dunya, cinta harta.
Maka mereka memperdaya:
Dan seterusnya Nabi SAW bersabda :
"Seluruh kejahatan ummat manusia, di sinilah sumbernya yaitu rakus terhadap dunia (harta benda) "(HR. Abi Umamah)
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullaah !
Dengan jalan demikian itu berhasillah iblis menggoda kita, sehingga cita-cita menegakkan Negara yang adil makmur, aman sentosa, berubah menjadi hutan belantara, dimana hukum rimba yang berlaku; siapa kuat tetap tegak berdiri dengan angkuh dan garangnya dan yang lemah hidup tersungkur, menunggu kepunahannya.
Dengan halus iblis (setan) memperdayakan manusia dengan cara:
Pertama:
'"Iblis datang dengan panji hassad (dengki), dipancangkannya di sebelah ilmu".
Kedua:
"Dia datang dengan panji kezhaliman, lalu dipancangkannya di samping keadilan"
Ketiga:
"Dia datang dengan panji khianat, lalu dipancangkannya di samping amanat"
Keempat:
"Dia datang dengan panji riya', lalu dipancangkannya di samping 'ibadah"
Kelima:
"Dia datang dengan panji kepalsuan, lalu dipancangkannya di samping kejujuran".
Dengan jalan demikian berhasillah iblis menghancurkan manusia, menghancurkan kepribadiaannya dan pada gilirannya manusia menghancurkan segala apa yang ada di sekelilingnya.
Apa yang kita saksikan sesudah itu ?
Para 'Ulama tidak lagi menyiarkan agama dengan ikhlas untuk menerangi jalan hidup manusia, tetapi asyik memamerkan ilmu mereka didorong oleh sifat hasad (dengki) antara sesama 'Ulama atau dirangsang oleh nafsu serakah mengumpulkan harta kekayaan pangkat, dan kedudukan.
Para Pemimpin bertindak sewenang-wenang, menyalahgunakan kekuasaan, sehingga kaum dhu'afa (kaum yang lemah) merasa hidup mereka terancam, hak asasi mereka dilanggar dengan cara diluar batas kemanusiaan.
Kalau para 'Ulama dan para Pemimpin telah lupa akan tugas mereka, maka yang diwarisi oleh para generasi yang akan datang hanyalah kehancuran, kehancuran lahir dan bathin.
Sebagaimana kata sebuah pepatah Arab: "Kematian seekor ikan bermula dari kepalanya". Pepatah ini mengandung pengertian yang sama dengan pepatah Latin yang terkenal : Corruption optimi pessima (Korupsi pihak tertinggi adalah yang terburuk). Karenanya, untuk menahan kerusakan yang lebih parah, menurut Sayyed Hossein Nasr "Harus dimulai dari "kepala ikan", dari ajaran-ajaran spiritual dan intelektual yang menyimpang".
Demikian kita baca dalam buku: Mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK (halaman 19).
Kesimpulan : Segala macam disiplin dalam bentuk apapun harus dimulai dari atas!
Para pengusaha akan kita saksikan sibuk mengumpulkan dan menimbun kekayaan dengan sangat rakusnya dan tidak lagi memperhatikan halal-haram. Kepentingan rakyat banyak tidak lagi mereka perhatikan, malahan kalau perlu justru kepentingan rakyat itu yang mereka korbankan.
Para Rakyat Jelata pun tidak lagi terikat oleh norma-norma susila atau Agama. Mereka berbuat sesuka hati, mencuri, merampok, membunuh, memperkosa dlsb.
Dan akhirnya Para Karyawan dengan kepalsuan dan kemunafikan menyebabkan rusaknya citra Pemerintah, sehingga hilanglah kewibawaannya.
Kalau satu bangsa dalam keadaan yang demikian masih sanggup membangun fisik, membangun lahiriyah, maka hasilnya tidaklah akan lebih dari sebuah kuburan, yang diatasnya berdiri sebuah bangunan yang megah, tetapi di dalamnya terdapat sisa-sisa tubuh manusia yang sudah membusuk.
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullaah !
Pada hari ini 1 Syawal 1416 H, kita berkumpul merayakan 'Idul Fitri di Kampus ITB, sebuah Sekolah Tinggi tempat anak-anak kita menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi dengan harapan supaya mereka nanti menjadi Pemimpin-pemimpin yang beriman dan berilmu untuk dapat membawa Negara dan Bangsa menjadi Negara yang makmur sentosa, dimana tiap-tiap warga negara dapat menikmati rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, di bawah lindungan serta maghfirah, ampunan Allah SWT, Maha Pencipta.
Insya Allah ini akan merupakan kenyataan dengan izin Allah SWT, karena di ITB dan Perguruan-Perguruan Tinggi lainnya sudah sejak tahun 1962 diadakan Pendidikan (Kuliah) Agama, hanya tinggal mengusahakan supaya perkuliahan itu kian bertambah sempurna sehingga mencapai sasarannya.
Semoga 'ibadah shiyam yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan yang baru lalu dapat membina kita menjadi manusia-manusia yang kuat lahir bathin untuk dapat melaksanakan tugas kita sebagai hamba-hamba Allah yang diridhai-Nya.***Hidup adalah Aqidah & Perjuangan (Khutbah Idul Fitri 1416 H, di Salman ITB)
Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan seluruh orang-orang yang telah mengikuti mereka dalam kebaikan hingga hari kiamat.
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Laa ilaaha illallaah!
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
wa lillaahilhamdu !
Saudara-saudara Kaum Muslimin Rahimakumullaah!
Sebulan penuh pada bulan Ramadhan yang baru lalu, kita melibatkan diri dalam latihan perkasa, latihan mengendalikan hawa nafsu dalam rangka taqarrub mendekatkan diri kepada Allah Maha Pencipta, memenuhi panggilan-Nya untuk dapat menikmati hidup yang sebenarnya sebagaimana difirmankan-Nya dalam Al-Qur-an:
"Wabai orang-orang yang beriman! Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya apabila kamu dipanggil mereka kepada sesuatu yang memberi hidup kepada kamu."(QS Al-anfal : 24)
Dengan ayat ini Allah dan Rasul-Nya memanggil kita yang masih bernapas dan belum mati ini kepada sesuatu yang akan memberi hidup kepada kita.
Rupanya yang dimaksud dengan kata hidup dalam ayat ini, bukanlah hidup sekedar bernafas dan bergerak tetapi sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya:
Pertama : Dapat menguasai nafsu dan mengendalikannya.
Kedua : Bersikap peka (sensitive) terhadap fitnah-fitnah, ancaman-ancaman disekeliling kita.
Jadi barulah seseorang itu dianggap hidup oleh Allah dan Rasul-Nya apabila dia tidak dikuasai oleh nafsu rendahnya dan tidak bersikap masa bodoh terhadap ancaman-ancaman di sekelilingnya.
Jadi inilah yang dinamakan hidup dalam arti yang sesungguhnya, mempunyai keyakinan ('aqidah) dan mempunyai semangat perjuangan dan semangat pengorbanan. Orang-orang yang beginilah menurut ajaran Islam, manusia-manusia yang mulia dan berbahagia.
Leo Tolstoy, seorang pujangga Rusia, yang bukan Muslim, tetapi mempunyai hati yang lembut, yang diliputi oleh rasa kasih sayang mengakui dan dapat merasakan kebenaran ayat-ayat Al-Qur-an dengan katanya:
"In the individual life and in the social life there is only one law; if you wish to better your life be ready to sacrifice it". (Dalam hidup perorangan dan dalam kehidupan sosial hanya berlaku satu undang-undang; apabila anda berkehendak menjadikan hidup anda lebih berarti, lebih baik, bersiaplah untuk mengorbankannya). Bukan mengorbankan hidup orang lain!
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Laa ilaaha illallaah
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
wa lillaabilbamdu !
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullaah!
Dengan rasa sedih kita harus mengakui bahwa keadaan yang kita hadapi sekarang ini adalah sebaliknya. Dimana-mana kita saksikan suasana yang sangat mencemaskan. Dengan tidak ragu-ragu dan jauh dari rasa kemanusiaan, orang-orang berbuat sewenang-wenang, yaitu mengorbankan urusan dan milik, malahan nyawa dan kehormatan orang lain untuk kepuasan pribadi, hanya sekedar untuk memenuhi keinginan nafsu rendah yang tidak pernah puas-puasnya. Kepala Negara menganjurkan supaya kita mengentaskan kemiskinan dan segala sumber yang menjadi sebab penderitaan dan kesengsaraan rakyat, malahan kita berbuat sebaliknya, sehingga rakyat kaum dhu'afa, kaum lemah, hidup dalam kepedihan, kesengsaraan dan duka nestapa, karena pengaruh nafsu rendah kita.
Keadaan yang amat menyedihkan ini dikuatkan oleh hasil seminar Lembaga Pertahanan Nasional yang diadakan oleh Kursus Reguler ke-17 pada akhir tahun 1984, yang berbunyi sebagai berikut :
- Bangsa Indonesia sekarang ini memperlihatkan kecenderungan mengagungkan harta, yaitu memperhambakan diri kepadanya.
- Bangsa Indonesia sekarang ini cenderung melakukan manipulasi, yaitu berbuat curang, tidak jujur, menyalahgunakan kekuasaan dan mengkhianati amanat.
- Bangsa Indonesia sekarang ini cenderung kepada fragmentasi, yaitu manusia tidak lagi dihormati sebagai "pribadi yang utuh", tetapi karena keahlian (profesi), pangkat, kedudukan, kekayaan dlsb, dan akhlak tidak termasuk hitungan.
- Bangsa Indonesia sekarang ini cenderung kepada individualisasi, yaitu mementingkan diri sendiri sehingga merugikan orang lain, Negara dan Bangsa. (Kompas, Desember 1984)
Semuanya itu bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apalagi dengan Agama.
Negara Idaman
Kehidupan dunia, hidup bermasyarakat, hidup bernegara akan merupakan seperti taman yang indah, harum semerbak apabila memenuhi syarat
Pertama : Ilmu 'Ulama
Yang dimaksud dengan ilmu 'Ulama ialah Agama dan bagi kita ummat Islam ialah Al-Islam, Dinullaah (Agama Allah)
Imam Malik berkata:
"Urusan ummat ini tidaklah akan dapat diselamatkan, kecuali dengan apa yang telab menyelamatkannya di masa lampau, yaitu Agama Allah (Agama Islam) ".
Dalam hal ini Rasulullah SAW telah berhasil membuktikannya dengan nyata. Dia telah berhasil membina satu ummat dari suatu masyarakat jahiliyah menjadi suatu masyarakat yang ditampilkan oleh Allah SWT ditengah-tengah pentas dunia sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an :
"Kalian adalab sebaik-baik ummat yang ditampilkan ketengah-tengah ummat manusia, karena kalian menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat dan kalian beriman kepada Allah" (QS. Ali Imran : 110)
Herbert Hoover, President Amerika Serikat yang ke-31 berkata:
"Saya tidak dapat membayangkan suatu sistem sosial yang, sehat dan suatu sistem ekonomi yang masuk akal, yang tidak mempunyai akar atau landasan pada keyakinan kepada agama". ("I can not conceive of a wholesome social order and a sound economic system, that does not have its roots in religious faith"). (New York Evening Post 7 Oct '31)
Jadi Agama adalah sangat penting dalam membina sumber daya manusia berkualitas lahir bathin.
Kedua: Keadilan para Pemimpin
Pemimpin yang adil adalah Pemimpin yang hatinya penuh dengan kebijaksanaan, dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Pemimpin yang adil ialah yang cinta akan kebenaran (alhaq) dan hatinya penuh dengan rasa kasih sayang, terutama terhadap kaum dhu'afa, kaum yang lemah atau rakyat jelata.
Ketiga: Amanat para Pengusaba
Pengusaha atau pedagang yang beramanat ialah yang dengan penuh tanggung jawab memelihara hubungan baik dengan masyarakat konsumen, tidak menipu dan tidak merugikan mereka.
Keempat: 'Ibadah rakyat jelata
Apabila rakyat ahli ibadah, maka akan terasa adanya keamanan, ketenangan dan ketentraman. Segala sesuatu berjalan dengan lancar dan kebahagiaan akan terasa dimana-mana, di seluruh lapisan masyarakat.
Kelima : Kejujuran para karyawan
Karyawan yang jujur, tekun melakukan tugasnya serta memberi pelayanan yang ikhlas kepada masyarakat luas akan membangun persatuan dan kesatuan, rasa ukhuwwah dan persaudaraan akan tumbuh subur terutama antara Rakyat dan Pemerintah.
Inilah kelima syarat yang akan dapat membangun satu Bangsa menjadi seumpama taman yang indah, harum semerbak, adil makmur dan aman sentosa "baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur", yang pernah dibangun oleh Rasulullah SAW 14 abad yang lalu dengan menanamkan "Ruh Tauhid", keyakinan kepada Allah dan Alam Akhirat dalam waktu yang relatif amat singkat, dua puluh tiga tahun.
Allahu Akbar ! Allahu Akbar !
Laa ilaaha illallaah !
Allahu Akbar ! Allahu Akbar!
wa lillaahilhamdu
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullah !
Hanya sayang kita kaum muslimin kurang waspada terhadap tipu daya Iblis atau godaan setan, yang senantiasa merusak kerukunan hidup di antara ummat manusia. Iblis, musuh manusia tidak berbadan kasar seperti kita, ia berbentuk halus, jenis rohani. Dan itulah sebabnya dia dapat mengalir ke dalam tubuh kita seperti mengalirnya darah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya setan itu mengalir dalam tubuh manusia dengan mengikuti perjalanan darah". (HR. Bukhari, Muslim)
Maksud dan tujuan 'ibadah shiyam yang kita laksanakan dalam bulan Ramadhan sekarang ini, ialah untuk melepaskan did dari gangguan Iblis, dari tipu daya setan.
Cara setan mengganggu manusia
Setan mengetahui dengan baik kelemahan kita ummat manusia, yaitu sifat Hubbud-dunya, cinta harta.
Maka mereka memperdaya:
- Supaya manusia mencari harta dengan jalan yang tidak halal
- Membelanjakannya di jalan yang haram
- Menahannya (tidak mengeluarkannya) dengan cara yang salah.
Dan seterusnya Nabi SAW bersabda :
"Seluruh kejahatan ummat manusia, di sinilah sumbernya yaitu rakus terhadap dunia (harta benda) "(HR. Abi Umamah)
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullaah !
Dengan jalan demikian itu berhasillah iblis menggoda kita, sehingga cita-cita menegakkan Negara yang adil makmur, aman sentosa, berubah menjadi hutan belantara, dimana hukum rimba yang berlaku; siapa kuat tetap tegak berdiri dengan angkuh dan garangnya dan yang lemah hidup tersungkur, menunggu kepunahannya.
Dengan halus iblis (setan) memperdayakan manusia dengan cara:
Pertama:
'"Iblis datang dengan panji hassad (dengki), dipancangkannya di sebelah ilmu".
Kedua:
"Dia datang dengan panji kezhaliman, lalu dipancangkannya di samping keadilan"
Ketiga:
"Dia datang dengan panji khianat, lalu dipancangkannya di samping amanat"
Keempat:
"Dia datang dengan panji riya', lalu dipancangkannya di samping 'ibadah"
Kelima:
"Dia datang dengan panji kepalsuan, lalu dipancangkannya di samping kejujuran".
Dengan jalan demikian berhasillah iblis menghancurkan manusia, menghancurkan kepribadiaannya dan pada gilirannya manusia menghancurkan segala apa yang ada di sekelilingnya.
Apa yang kita saksikan sesudah itu ?
Para 'Ulama tidak lagi menyiarkan agama dengan ikhlas untuk menerangi jalan hidup manusia, tetapi asyik memamerkan ilmu mereka didorong oleh sifat hasad (dengki) antara sesama 'Ulama atau dirangsang oleh nafsu serakah mengumpulkan harta kekayaan pangkat, dan kedudukan.
Para Pemimpin bertindak sewenang-wenang, menyalahgunakan kekuasaan, sehingga kaum dhu'afa (kaum yang lemah) merasa hidup mereka terancam, hak asasi mereka dilanggar dengan cara diluar batas kemanusiaan.
Kalau para 'Ulama dan para Pemimpin telah lupa akan tugas mereka, maka yang diwarisi oleh para generasi yang akan datang hanyalah kehancuran, kehancuran lahir dan bathin.
Sebagaimana kata sebuah pepatah Arab: "Kematian seekor ikan bermula dari kepalanya". Pepatah ini mengandung pengertian yang sama dengan pepatah Latin yang terkenal : Corruption optimi pessima (Korupsi pihak tertinggi adalah yang terburuk). Karenanya, untuk menahan kerusakan yang lebih parah, menurut Sayyed Hossein Nasr "Harus dimulai dari "kepala ikan", dari ajaran-ajaran spiritual dan intelektual yang menyimpang".
Demikian kita baca dalam buku: Mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK (halaman 19).
Kesimpulan : Segala macam disiplin dalam bentuk apapun harus dimulai dari atas!
Para pengusaha akan kita saksikan sibuk mengumpulkan dan menimbun kekayaan dengan sangat rakusnya dan tidak lagi memperhatikan halal-haram. Kepentingan rakyat banyak tidak lagi mereka perhatikan, malahan kalau perlu justru kepentingan rakyat itu yang mereka korbankan.
Para Rakyat Jelata pun tidak lagi terikat oleh norma-norma susila atau Agama. Mereka berbuat sesuka hati, mencuri, merampok, membunuh, memperkosa dlsb.
Dan akhirnya Para Karyawan dengan kepalsuan dan kemunafikan menyebabkan rusaknya citra Pemerintah, sehingga hilanglah kewibawaannya.
Kalau satu bangsa dalam keadaan yang demikian masih sanggup membangun fisik, membangun lahiriyah, maka hasilnya tidaklah akan lebih dari sebuah kuburan, yang diatasnya berdiri sebuah bangunan yang megah, tetapi di dalamnya terdapat sisa-sisa tubuh manusia yang sudah membusuk.
Saudara-saudara kaum Muslimin Rahimakumullaah !
Pada hari ini 1 Syawal 1416 H, kita berkumpul merayakan 'Idul Fitri di Kampus ITB, sebuah Sekolah Tinggi tempat anak-anak kita menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi dengan harapan supaya mereka nanti menjadi Pemimpin-pemimpin yang beriman dan berilmu untuk dapat membawa Negara dan Bangsa menjadi Negara yang makmur sentosa, dimana tiap-tiap warga negara dapat menikmati rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, di bawah lindungan serta maghfirah, ampunan Allah SWT, Maha Pencipta.
Insya Allah ini akan merupakan kenyataan dengan izin Allah SWT, karena di ITB dan Perguruan-Perguruan Tinggi lainnya sudah sejak tahun 1962 diadakan Pendidikan (Kuliah) Agama, hanya tinggal mengusahakan supaya perkuliahan itu kian bertambah sempurna sehingga mencapai sasarannya.
Semoga 'ibadah shiyam yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan yang baru lalu dapat membina kita menjadi manusia-manusia yang kuat lahir bathin untuk dapat melaksanakan tugas kita sebagai hamba-hamba Allah yang diridhai-Nya.***Hidup adalah Aqidah & Perjuangan (Khutbah Idul Fitri 1416 H, di Salman ITB)
Hidup adalah Aqidah & Perjuangan
Reviewed by AdminDD
on
3:44:00 AM
Rating: 5
Reviewed by AdminDD
on
3:44:00 AM
Rating: 5

No comments